Valencia CF: Klub Besar yang Sempat Meredup

0 0
Read Time:5 Minute, 10 Second

Kickthegongaround.comValencia CF pernah jadi kekuatan besar di La Liga dan Eropa, namun konflik internal dan krisis finansial membuat klub ini sempat meredup.

Dalam sejarah panjang sepak bola Spanyol, Valencia CF adalah salah satu klub dengan tradisi besar dan fanbase yang fanatik.
Berdiri sejak tahun 1919, klub berjuluk Los Che ini pernah menjadi penantang utama Real Madrid dan Barcelona, bahkan menorehkan kejayaan di kompetisi Eropa.

Namun, di balik masa keemasan itu, Valencia juga pernah terpuruk akibat masalah finansial, konflik internal, dan ketidakstabilan manajerial.
Kisah Valencia adalah cerminan naik turunnya dunia sepak bola: dari klub besar yang ditakuti hingga masa sulit yang menguji loyalitas penggemar.


BACA JUGA : La Liga: Momen Paling Ikonik dalam Sejarah

1. Sejarah Awal dan Kebangkitan Valencia CF

Valencia CF didirikan pada 18 Maret 1919 di kota pelabuhan Valencia, Spanyol bagian timur.
Klub ini memainkan pertandingan pertamanya di stadion Algirós, sebelum akhirnya pindah ke Mestalla Stadium pada tahun 1923 — stadion ikonik yang hingga kini menjadi simbol klub.

Pada dekade 1940-an, Valencia CF mulai menunjukkan dominasinya.
Dengan gaya bermain menyerang, mereka memenangkan tiga gelar La Liga (1942, 1944, 1947) dan dua Copa del Rey.
Pemain seperti Edmundo Suárez dan Epi menjadi legenda awal klub.

Kekuatan Valencia terus berkembang pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Di bawah asuhan pelatih legendaris Alfredo Di Stéfano, mereka menjuarai La Liga 1970–1971 dan tampil kuat di Eropa.

Namun, puncak kejayaan Valencia CF datang beberapa dekade kemudian — pada awal 2000-an, di bawah pelatih yang dikenal karena kedisiplinannya: Rafa Benítez.


2. Masa Keemasan: Valencia di Puncak Eropa (1999–2004)

Era ini disebut banyak pengamat sebagai masa keemasan Valencia CF.
Meski tidak memiliki dana sebesar Real Madrid atau Barcelona, Valencia tampil luar biasa berkat kerja keras, organisasi taktik yang solid, dan semangat kolektif.

Final Liga Champions Dua Kali Beruntun

Valencia CF mengejutkan dunia ketika berhasil mencapai final Liga Champions 1999–2000, setelah menyingkirkan Barcelona di semifinal.
Sayangnya, mereka kalah dari Real Madrid 0–3 di final.
Namun, bukannya menyerah, mereka kembali ke final pada musim berikutnya (2000–2001) melawan Bayern Munich.
Lagi-lagi, mereka kalah — kali ini lewat adu penalti.

Meski gagal juara, dua final beruntun membuat Valencia dihormati sebagai kekuatan baru di Eropa.

Rafa Benítez dan Gelar-Gelar Besar

Kejayaan sesungguhnya datang ketika Rafa Benítez ditunjuk sebagai pelatih pada tahun 2001.
Dengan taktik rapat dan efisiensi tinggi, Valencia CF memenangkan La Liga 2001–2002, mengalahkan Real Madrid dan Deportivo La Coruña.
Dua tahun kemudian, mereka kembali menjadi juara La Liga 2003–2004 serta menambahkan Piala UEFA dan Super Cup Eropa.

Pemain seperti:

  • Santiago Cañizares (kiper)
  • Roberto Ayala (bek)
  • David Albelda (kapten)
  • Pablo Aimar (playmaker)
  • Vicente Rodríguez dan Rubén Baraja (gelandang)

… menjadi tulang punggung kesuksesan klub.
Gaya bermain Valencia CF yang disiplin, solid di pertahanan, dan tajam saat menyerang balik menjadikan mereka salah satu tim paling ditakuti di Eropa.


3. Masa Suram: Krisis Finansial dan Kekacauan Manajemen (2005–2015)

Setelah masa emas itu, kejayaan Valencia CF perlahan pudar.
Masalah finansial mulai menghantui akibat proyek pembangunan stadion baru, Nuevo Mestalla, yang memakan biaya besar namun tak pernah selesai.

Pendapatan klub menurun, sementara utang membengkak hingga ratusan juta euro.
Krisis ini berdampak langsung pada performa tim: pemain bintang dijual, dan pelatih silih berganti tanpa arah yang jelas.

Antara 2005–2015, Valencia mengalami:

  • Lebih dari 10 pergantian pelatih
  • Penjualan pemain kunci seperti David Villa, David Silva, dan Juan Mata
  • Gagal lolos ke Liga Champions secara konsisten
  • Konflik internal antara manajemen dan suporter

Stadion Mestalla yang dulunya simbol kebanggaan berubah menjadi saksi bisu ketidakpastian klub.
Para pendukung kecewa, namun tetap setia mendukung Los Che di masa sulit.


4. Kepemilikan Baru dan Upaya Kebangkitan (2014–2019)

Pada tahun 2014, pengusaha asal Singapura Peter Lim membeli mayoritas saham Valencia.
Kedatangannya membawa harapan baru bagi klub yang terlilit utang.

Awalnya, semangat kebangkitan terasa nyata.
Valencia kembali ke empat besar La Liga dan tampil di Liga Champions di bawah pelatih muda Nuno Espírito Santo.
Mereka juga memperkuat skuad dengan talenta muda seperti André Gomes, Paco Alcácer, dan José Gayà.

Namun, harapan itu tak bertahan lama.
Kebijakan transfer yang buruk, campur tangan manajemen dalam keputusan pelatih, dan ketegangan dengan fans kembali membuat performa tim menurun.
Valencia kembali kehilangan stabilitas yang telah lama mereka rindukan.


5. Kilas Balik Kejayaan: Copa del Rey 2019

Salah satu titik terang di era modern datang pada musim 2018–2019, di bawah pelatih Marcelino García Toral.
Valencia berhasil memenangkan Copa del Rey setelah mengalahkan Barcelona 2–1 di final.

Kemenangan ini menjadi trofi pertama setelah 11 tahun, sekaligus bukti bahwa Los Che masih memiliki jiwa juara.
Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama karena Marcelino dipecat tak lama setelahnya akibat konflik dengan pemilik klub.

Sejak saat itu, Valencia kembali terjebak dalam siklus ketidakstabilan: berganti pelatih, kehilangan pemain penting, dan berjuang untuk sekadar bertahan di papan tengah La Liga.


6. Identitas dan Dukungan yang Tak Pernah Padam

Meski mengalami banyak pasang surut, Valencia tetap menjadi salah satu klub dengan basis penggemar paling loyal di Spanyol.
Stadion Mestalla, dengan atmosfernya yang intens, selalu penuh setiap akhir pekan.

Bagi warga kota Valencia, klub ini lebih dari sekadar tim sepak bola — ia adalah identitas dan kebanggaan kota.
Kultur sepak bola mereka kuat, dengan dukungan dari generasi ke generasi.

Akademi Ciudad Deportiva de Paterna juga terus melahirkan bakat muda berbakat seperti Ferran Torres, José Gayà, dan Carlos Soler.
Hal ini menjadi harapan masa depan bahwa kejayaan Valencia bisa kembali dibangun dari akar yang kuat.


7. Harapan untuk Masa Depan

Meskipun masih berjuang di tengah tekanan finansial dan performa yang belum konsisten, Valencia tetap memiliki fondasi penting:

  • Akademi muda yang produktif
  • Basis penggemar besar di seluruh dunia
  • Sejarah dan reputasi kuat di La Liga

Banyak penggemar berharap klub akan kembali menemukan kestabilan di bawah manajemen baru dan strategi jangka panjang yang jelas.
Dengan dukungan publik Mestalla dan semangat khas Los Che, Valencia memiliki potensi besar untuk bangkit lagi.


Kesimpulan

Kisah Valencia adalah kisah tentang kejayaan, krisis, dan harapan.
Mereka pernah menaklukkan Spanyol dan Eropa dengan semangat juang yang tinggi, namun juga sempat terpuruk akibat masalah internal dan finansial.Namun satu hal tak berubah: jiwa dan semangat klub ini tidak pernah padam.
Valencia mungkin sempat meredup, tetapi sejarah membuktikan bahwa mereka selalu mampu bangkit kembali — seperti simbol kelelawar di lambang klub, yang terbang tinggi bahkan di tengah kegelapan. 🦇🔥

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Mungkin Anda Menyukai

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 tiap kali selesai sholat duha bu sutinah selalu coba polanya sendiri di mahjong siapa sangka anak kurir sayur keliling punya catatan pola main mahjong yang rapi di buku sidunya katanya gak perlu sakti asal paham trik nya pak murtado selalu menangin mahjong ways di rtp wild rendah rtp wild mahjong ways selalu dibahas serius di warung sambal petir sambil ngopi dan ngetes trik lama bu sumarni sering dibilang main tebak tebakan padahal triknya bisa baca rtp wild mahjong ways lebih cepat tiap kali listrik padam pak samidi selalu aktifkan mahjong wins 3 lewat hp lamanya yang retak bukan sulit paham cuma butuh waktu ibu penjual serabi belajar pola mahjong wins 3 sambil nunggu adonan naik mahjong wins 3 pernah bikin petugas kebersihan gedung kantor dapat uang lebih dari gaji tetap sore di bawah kanopi warung mi instan mahasiswa semester tua seriusin strategi mahjong wins 3 siapa sangka anak tukang cukur keliling punya catatan sendiri buat ngitung polanya mahjong wins 3