kickthegongaround.com – Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) merilis AFC Ranking 2025 untuk musim 2024/2025, menyoroti liga-liga sepak bola terbaik di Asia berdasarkan performa klub di kompetisi kontinental seperti AFC Champions League Elite, AFC Champions League Two, dan AFC Challenge League. Arab Saudi mendominasi puncak AFC Ranking 2025, diikuti Jepang dan Korea Selatan, sementara Indonesia berada di peringkat 25 dengan poin 18.155. Peringkat ini mencerminkan dinamika persaingan antara Asia Barat dan Timur, dengan liga-liga seperti Vietnam dan Malaysia menunjukkan kemajuan signifikan. Artikel ini mengulas hasil AFC Ranking 2025, performa liga teratas, perkembangan di Asia Tenggara, dan implikasi untuk masa depan sepak bola Asia, per 20 Agustus 2025.
Dominasi Arab Saudi di AFC Ranking 2025
Arab Saudi mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin AFC Ranking 2025, didorong oleh performa gemilang klub-klub seperti Al Hilal, Al Nassr, dan Al-Ahli di AFC Champions League Elite. Menurut footyrankings.com, Al Hilal, yang memenangkan gelar AFC Champions League 2024/2025, menyumbang poin signifikan dengan kemenangan 2-0 atas Kawasaki Frontale di final. Keberhasilan ini, ditambah investasi besar dalam Saudi Pro League, menjadikan Arab Saudi kekuatan utama di Asia Barat. Peringkat ini juga memastikan alokasi maksimal slot kompetisi AFC untuk musim 2026/2027, memperkuat dominasi mereka.
Faktor kunci di balik keunggulan Arab Saudi adalah strategi transfer agresif, mendatangkan bintang seperti Neymar dan Karim Benzema, serta pelatihan dari pelatih kelas dunia. The Athletic melaporkan bahwa belanja klub Saudi meningkat 15% sejak 2023, mendukung performa kompetitif di level kontinental. Dalam AFC Ranking 2025, poin Arab Saudi mencapai 92.300, jauh di atas Jepang, yang berada di posisi kedua dengan 85.750 poin.
Kekuatan Jepang dan Korea Selatan
Jepang dan Korea Selatan menempati posisi kedua dan ketiga dalam AFC Ranking 2025, memperkuat status Asia Timur sebagai pusat sepak bola berkualitas. Jepang, dengan J1 League, mengandalkan klub seperti Kashima Antlers dan Vissel Kobe, yang menunjukkan konsistensi di AFC Champions League. Kashima Antlers, pemimpin J1 League 2025, mencatatkan delapan gelar liga sejak 1993, menjadikannya klub tersukses di Jepang. Namun, kegagalan Vissel Kobe di babak 16 besar AFC Champions League 2024/2025 sedikit mengurangi poin Jepang.
Korea Selatan, di sisi lain, mengandalkan Jeonbuk Hyundai Motors dan Ulsan Hyundai, yang secara rutin mencapai babak knockout kompetisi AFC. Menurut footyrankings.com, Korea Selatan memperoleh 80.120 poin di AFC Ranking 2025, didukung oleh kemenangan Pohang Steelers atas Urawa Reds di babak sebelumnya. K League dikenal sebagai penghasil talenta efisien, dengan pemain seperti Son Heung-min menjadi ikon global, meskipun investasi finansial lebih rendah dibandingkan Arab Saudi.
Peringkat Lima Besar dan Perkembangan Asia Barat
Uni Emirat Arab (UEA) dan Iran melengkapi lima besar AFC Ranking 2025, dengan liga domestik yang semakin kompetitif. UEA, dengan klub seperti Al Ain dan Shabab Al-Ahli, menunjukkan peningkatan performa di AFC Champions League Two, menghasilkan 75.400 poin. Iran, dengan Persepolis dan Esteghlal, tetap menjadi kekuatan di Asia Barat, meskipun menghadapi tantangan finansial dibandingkan negara Teluk. Menurut football-ranking.com, poin Iran mencapai 72.890, menempatkannya di posisi kelima.
Irak dan Australia juga menunjukkan kemajuan pesat. Irak, dengan klub seperti Al Shorta, naik ke peringkat 10 berkat performa di AFC Challenge League, sementara A-League Australia, yang berada di peringkat 8, mendapat dorongan dari Melbourne Victory dan Sydney FC. @FootyRankings di X mencatat bahwa revisi metodologi AFC, yang menggunakan performa klub selama delapan tahun terakhir, telah meningkatkan poin untuk negara-negara ini.
Perkembangan Liga Asia Tenggara
Asia Tenggara menunjukkan kemajuan signifikan dalam AFC Ranking 2025, dengan Vietnam menonjol di peringkat 14. Liga V.League, yang diwakili oleh klub seperti Viettel FC, memperoleh 45.200 poin berkat performa konsisten di AFC Champions League Two. Malaysia, di peringkat 16, juga menunjukkan potensi melalui Johor Darul Ta’zim, yang menjadi tim Malaysia tertinggi di Opta Power Rankings. Thailand, di peringkat 12, mendapat keuntungan dari performa Buriram United, yang mengalahkan Vissel Kobe di babak 16 besar AFC Champions League.
Indonesia, yang berada di peringkat 25 dengan 18.155 poin, menunjukkan perkembangan bertahap melalui Liga 1. Klub seperti Bali United dan Persib Bandung mulai tampil di kompetisi AFC, tetapi tantangan seperti fasilitas dan manajemen klub masih menghambat kemajuan. Menurut @IndonesianFooty di X, investasi dalam akademi muda dan infrastruktur menjadi kunci untuk meningkatkan posisi Indonesia di AFC Ranking 2025 di masa depan. Meski demikian, Indonesia tetap tertinggal dari negara-negara seperti Vietnam dan Malaysia, yang lebih cepat beradaptasi dengan standar profesional.
Implikasi dan Masa Depan Sepak Bola Asia
AFC Ranking 2025 tidak hanya menentukan reputasi liga, tetapi juga alokasi slot untuk kompetisi AFC 2026/2027 dan 2027/2028. Liga-liga top seperti Arab Saudi dan Jepang akan mendapat lebih banyak slot di AFC Champions League Elite, sementara negara seperti Indonesia harus meningkatkan performa klub untuk mendapatkan tempat tambahan. Menurut the-afc.com, metodologi baru yang menitikberatkan performa delapan tahun terakhir memberikan keuntungan bagi liga dengan konsistensi jangka panjang.
Perkembangan liga Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Malaysia, menunjukkan potensi kawasan ini untuk menyaingi dominasi Asia Barat dan Timur. Namun, tantangan seperti pendanaan, pengembangan talenta lokal, dan infrastruktur tetap menjadi hambatan, terutama bagi Indonesia. Laporan The Guardian mencatat bahwa investasi global dalam sepak bola Asia meningkat 10% sejak 2023, didorong oleh sponsor dan hak siar, yang dapat mempercepat profesionalisasi liga-liga berkembang. Dengan AFC Ranking 2025 sebagai panduan, sepak bola Asia diharapkan semakin kompetitif di panggung global.