Kickthegongaround.com – Mengenal sejarah, format, dan prestise Piala AFC, kompetisi antarklub Asia yang menjadi ajang bergengsi di bawah naungan AFC.
Pendahuluan
Dunia sepak bola Asia terus berkembang pesat dalam dua dekade terakhir, baik dari sisi infrastruktur, profesionalisme, maupun kompetisi antarklub. Salah satu ajang yang menjadi sorotan besar adalah Piala AFC (AFC Cup) — kompetisi bergengsi yang mempertemukan klub-klub terbaik dari berbagai negara di Asia.
Berbeda dari Liga Champions AFC (AFC Champions League) yang diikuti oleh klub-klub elit dari negara maju di kawasan Asia, Piala AFC ditujukan bagi klub dari negara berkembang dalam peta sepak bola Asia.
Meski demikian, gengsi dan persaingannya tidak kalah seru. Banyak klub yang menjadikan turnamen ini sebagai panggung pembuktian dan batu loncatan menuju level tertinggi sepak bola Asia.
Sejarah Singkat Piala AFC
Piala AFC (AFC Cup) pertama kali diselenggarakan pada 2004 oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Tujuan awalnya adalah memberikan kesempatan bagi klub-klub dari negara dengan koefisien menengah dan kecil di Asia agar bisa tampil dalam kompetisi kontinental.
Sebelumnya, klub-klub dari negara tersebut sulit bersaing di Liga Champions Asia, yang lebih kompetitif dan didominasi oleh klub dari Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Iran.
Sejak edisi perdana, Piala AFC berkembang pesat dan melahirkan banyak kisah sukses dari klub-klub Asia Barat hingga Asia Tenggara. Ajang ini juga menjadi wadah bagi federasi nasional untuk meningkatkan standar profesionalisme liga domestik dan kualitas pemainnya.
BACA JUGA : Liga Amerika (MLS): Sepak Bola Gaya Baru
Format Kompetisi
AFC Cup menggunakan sistem yang mirip dengan turnamen antarklub internasional lainnya, namun menyesuaikan dengan jumlah negara peserta dan tingkat kompetitif mereka.
1. Babak Penyisihan (Group Stage)
Klub peserta dibagi berdasarkan zona wilayah geografis seperti:
- Zona Asia Barat
- Zona Asia Tengah
- Zona Asia Timur
- Zona ASEAN
- Zona Asia Selatan
Masing-masing zona memiliki grup tersendiri. Klub yang menjadi juara grup dan runner-up terbaik berhak lolos ke babak gugur.
Format ini bertujuan untuk meminimalkan jarak perjalanan dan meningkatkan rivalitas regional.
2. Babak Gugur (Knockout Stage)
Tim yang lolos melaju ke babak perempat final, semifinal, dan final.
Babak gugur dimainkan dengan sistem dua leg (kandang dan tandang), kecuali partai final yang biasanya digelar dalam satu pertandingan di tempat netral atau salah satu kandang finalis.
3. Sistem Zona dan Integrasi
Mulai dari edisi 2021, AFC Cup menerapkan sistem pemenang zona, di mana setiap zona menghasilkan juara yang kemudian bertemu di final antar-zona. Hal ini memberikan kesempatan bagi klub dari berbagai wilayah untuk bersaing hingga tahap akhir.
Klub dan Negara Tersukses
Selama dua dekade penyelenggaraan, beberapa klub dan negara berhasil mendominasi kompetisi ini.
Klub Tersukses:
- Al-Kuwait SC (Kuwait) – 3 kali juara (2009, 2012, 2013).
- Al-Quwa Al-Jawiya (Irak) – 3 kali juara berturut-turut (2016, 2017, 2018).
- Johor Darul Ta’zim (Malaysia) – juara 2015, klub Asia Tenggara pertama yang menjuarai turnamen ini.
- FC Nasaf (Uzbekistan) – juara 2011, menjadi klub Asia Tengah pertama yang sukses di kompetisi ini.
Negara Dominan:
- Kuwait dan Irak menjadi negara paling sukses di Piala AFC dengan koleksi gelar terbanyak.
- Dari Asia Tenggara, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia mulai menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa edisi terakhir.
Keterlibatan Klub Indonesia
Indonesia memiliki sejarah panjang di Piala AFC dan kerap menjadi peserta reguler sejak awal kompetisi. Klub-klub seperti Arema FC, Persipura Jayapura, Persija Jakarta, PSM Makassar, dan Bali United pernah mencicipi kerasnya atmosfer turnamen ini.
Salah satu pencapaian terbaik datang dari Persipura Jayapura yang berhasil mencapai semifinal Piala AFC 2014.
Sementara itu, PSM Makassar menorehkan sejarah dengan menjuarai Piala AFC Zona ASEAN 2023, sebuah prestasi membanggakan yang menunjukkan kemajuan sepak bola Indonesia di kancah Asia.
Partisipasi klub-klub Indonesia di Piala AFC juga berdampak positif terhadap:
- Peningkatan pengalaman internasional pemain lokal.
- Peningkatan daya saing klub.
- Eksposur internasional bagi sponsor dan suporter.
Dampak dan Peran Piala AFC
1. Mendorong Profesionalisme Klub
Piala AFC menjadi ajang pembelajaran penting bagi klub dari negara berkembang untuk meningkatkan manajemen, infrastruktur, dan strategi kompetitif mereka.
AFC juga menetapkan standar ketat untuk klub peserta, seperti lisensi klub profesional, manajemen keuangan transparan, dan stadion berstandar internasional.
2. Panggung Bagi Pemain Asia
Banyak pemain muda berbakat dari Asia Tenggara dan Asia Selatan mendapatkan eksposur luas melalui turnamen ini.
Beberapa di antaranya bahkan berhasil menarik perhatian klub-klub besar di Asia dan Eropa setelah tampil gemilang di Piala AFC.
3. Meningkatkan Rivalitas Regional
Piala AFC juga menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan rivalitas antarklub dari wilayah berbeda. Pertemuan antara klub ASEAN dan Asia Barat, misalnya, sering menghadirkan pertandingan sengit yang memancing antusiasme tinggi dari penonton.
Transformasi Menuju Era Baru
AFC terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik turnamen ini.
Mulai 2024, sistem kompetisi klub di Asia akan direstrukturisasi menjadi tiga level baru:
- AFC Champions League Elite (level tertinggi).
- AFC Champions League 2 (level menengah).
- AFC Challenge League (pengganti Piala AFC).
Restrukturisasi ini diharapkan akan membawa standar kompetisi Asia ke level lebih tinggi, memberikan peluang yang lebih adil bagi seluruh negara anggota AFC, dan memperkuat prestise kompetisi antarklub di benua ini.
Piala AFC dan Gengsi Sepak Bola Asia
Meskipun sering disebut sebagai kompetisi “kelas dua” di bawah Liga Champions Asia, Piala AFC memiliki nilai dan gengsi tersendiri.
Bagi klub-klub peserta, menjuarai Piala AFC berarti mengangkat nama negaranya di kancah internasional.
Selain itu, pemenang Piala AFC juga mendapat tiket untuk tampil di AFC Champions League musim berikutnya, menjadikannya batu loncatan strategis menuju puncak kompetisi Asia.
Tidak jarang, klub yang awalnya berjuang di Piala AFC kemudian berkembang menjadi peserta rutin di Liga Champions Asia — bukti nyata bahwa turnamen ini berperan penting dalam membentuk kekuatan baru sepak bola Asia.
Kesimpulan
Piala AFC bukan hanya sekadar ajang kompetisi, melainkan simbol kemajuan dan pemerataan kualitas sepak bola di Asia.
Turnamen ini memberi ruang bagi klub dari negara berkembang untuk bersaing secara profesional, membangun reputasi, dan mengukir sejarah di tingkat benua.Dengan sistem kompetisi yang terus disempurnakan, Piala AFC telah menjadi pondasi penting dalam ekosistem sepak bola Asia.
Bagi klub-klub di kawasan ini, tampil dan berprestasi di Piala AFC bukan hanya soal trofi, tetapi juga tentang kebanggaan, kehormatan, dan bukti bahwa sepak bola Asia semakin maju dan kompetitif. ⚽🌏